Secara Geografis, kabupaten Bintan terletak pada posisi yang strategis yaitu berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia yang berseberangan dengan jalur Laut Cina Selatan, Selat Malaka Strait, dan Selat Singapura. Kondisi ini membuat perairan kabupaten Bintan sebagai pusat lalu lintas transportasi laut dan mempunyai nilai strategis untuk perdagangan dan industri.
Batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Bintan meliputi :
Sebelah Utara : Malaysia Timur dan Kabupaten Natuna.
Sebelah Timur : Propinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Natuna .
Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga.
Sebelah barat : Kota Batam dan Kabupaten Lingga
Kabupaten Bintan memiliki potensi sumber daya alam yang besar dan dengan letak yang strategis yaitu pada jalur perdagangan internasional, membuka berbagai kemudahan dan peluang investasi.
Luas keseluruhan wilayah Kabupaten Bintan adalah 59,788.01 km2, 96.36% (57.852 km2) diantaranya terdiri dari lautan dan daratan yang tersebar di Selat Malaka dan Laut China Selatan, dapat dicapai dengan mudah baik dari kota-kota besar di Indonesia maupun dari luar negeri melalui Pelabuhan Udara Internasional Hang Nadim dan pelabuhan laut, menambah keunggulan komparatif dalam melakukan investasi pada bidang industry, pariwisata, perikanan, pertanian dan sebagainya.
Dilihat dari sektor ekonomi eksisting, PDRB/Produk Domestik Regional Bruto kawasan ini masih didominasi oleh sektor industri, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan (hotel dan restoran) sebagai daerah tujuan wisata.
Bila dilihat dari potensi sumber daya alam yang cukup besar dan peluang pasar serta konsumsi masyarakat setempat akan hasil pertanian dan perikanan yang cukup tinggi, maka Sektor perikanan dan pertanian, merupakan sektor produktif yang perlu dipacu dan dikembangkan
KEPENDUDUKAN & ANGKATAN KERJA
Tahun 2005 penduduk Kabupaten Bintan berjumlah 117.825 jiwa. Laki-laki 59.778 jiwa dan perempuan 58.047 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Bintan 61 jiwa/km2. Jumlah penduduk Kabupaten Bintan pada tahun 2003 – 2005 menunjukkan peningkatan (grafiknya dapat dilihat pada gambar berikut ini dan rata-rata pertumbuhannya 2%.
Grafik Pertumbuhan Penduduk Bintan 2003-2005
Tingkat Pendidikan Bagi Penduduk Diatas Usia 10 Tahun
Jumlah penduduk Kabupaten Bintan yang menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas dan Diploma I/II (SMU dan SMK) tahun 2003-2005 menunjukkan peningkatan. Hal ini merupakan potensi tenaga kerja berpendidikan cukup baik yang dapat mendukung pengembangan ekonomi di Kabupaten Bintan. Untuk jelasnya penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi dapat dilihat pada tabel - tabel berikut ini.
Pada tahun 2004 kelompok pencari kerja terbesar berada pada usia 10 – 21 tahun. Adapun pada tahun 2005 jumlah pencari kerja di Kabupaten Bintan yang berusia 21 – 54 tahun merupakan kelompok usia pencari kerja terbesar. Pergeseran usia pencari kerja ini merupakan potensi sumber daya manusia sebagai pelaku kegiatan ekonomi.
PEREKONOMIAN
STRUKTUR EKONOMI
Struktur ekonomi wilayah Bintan dilihat dari sektor ekonomi dan peluang usaha pada tahun 2005, kontribusi terbesar terhadap GDRP di Bintan adalah sektor industri yaitu sebesar 64.7%. Posisi kedua didominasi oleh sektor Pertambangan yaitu sebesar 13.09%. Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 9.78%, Bangunan dan Konstruksi 3,39%, sektor pertanian sebesar 3.19 %, dan sektor-sektor lainnya cukup kecil yaitu antara 0.09% to 2.93%.
INVESTASI
Volume ekspor di pelabuhan Bintan pada tahun 2003 adalah 2,796 ribu ton. Volume impor pada tahun 2003 adalah 30 ribu ton. Volume ekspor di Bintan jauh lebih besar dari volume impor. Perkembangan volume ekspor dan impor dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Volume Ekspor Impor di Pelabuhan Bintan 2001 - 2003
EKSPORT DAN IMPORT
Desember akhir tahun 2005, Bintan telah berhasil menghimpun total investasi asing sebesar 8,318,942.47 ribu US$. Berdasarkan jenis usaha, investasi asing terbesar berada pada sektor industri. Sampai dengan tahun 2005, investasi asing pada sektor industri mencapai 91.43% dari total investasi asing, diikuti oleh sektor hotel/pariwisata (8%).
Jumlah Perusahaan Asing dan Nilai Investasi per Sektor sampai dengan Tahun 2005
Sektor | Jumlah Perusahaan | Nilai Investasi (ribu US$) | |
Rencana | Realisasi | ||
Industri | 37 | 396,603.24 | 7,606,251.77 |
Hotel / Pariwisata | 14 | 563,563.00 | 665,510.70 |
Telekommunikasi | 1 | 47,157.90 | 12,400.00 |
Air bersih | 1 | 280,100.00 | 0.00 |
jasa | 10 | 28,560.00 | 34,780.00 |
Total | 63 | 1,315,984.14 | 8,318,942.47 |
Sumber : DPPD Kabupaten Bintan
Jumlah investasi dalam negeri adalah 82.758.828,00 ribu US$. Investasi dalam negeri terbesar berada pada sektor Hotel/pariwisata, mencapai 36% dari total investasi dalam negeri. Sektor terbesar keduaa adalah sektor pertanian/perkebunan (32,63%), diikuti oleh industri (27,95%).
Sektor | Jumlah Perusahaan | Nilai Investasi (ribu US$) | |
Rencana | Realisasi | ||
Industri | 3 | 17.316.695,50 | 23.131.200,00 |
Pertanian/Perkebunan | 2 | 70.443.577,50 | 27.006.200,00 |
Pertambangan | 6 | 141.507,50 | 121.428,00 |
Hotel / Pariwisata | 4 | 67.900.000,00 | 31.500.000,00 |
Listrik | 1 | 41.000,00 | 0 |
Jasa | 4 | 454.250.000,00 | 1.000.000,00 |
Total | 20 | 610.092.780,50 | 82.758.828,00 |
INFRASTRUKTUR
Selain memiliki lokasi yang strategis, ketersediaan lahan dan dukungan dari pemerintah, Bintan telah mengembangkan infrastruktur yang memadai, seperti jalan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, dsb.
JARINGAN JALAN
Terkait dengan upaya percepatan pengembangan wilayah melalui penerapan FTZ di wilayah ini, maka dukungan infrastruktur yang handal mutlak diperlukan. Pada situasi eksisting jaringan jalan yang ada, sebagian besar ada pada kondisi rusak, sehingga diperlukan upaya peningkatan dan pengembangan jaringan jalan secara intensif.
Rencana pembangunan jalan di Kabupaten Bintan terdiri atas pembangunan jalan Inner Ring Road sepanjang 41 Km, Lintas Barat sepanjang 51 Km, Lintas Barat Timur sepanjang 15 Km dan Outer Ring Road sepanjang 40 Km.
Peta Infrastruktur Jalan | |
PELABUHAN UDARA Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Bandar Udara Hang Nadim di Batam ditetapkan sebagai bandar udara primer, maka bandara di Kabupaten Bintan adalah sebagai bandar udara tersier (Pusat Pelayanan Tersier). Di Kabupaten Bintan terdapat 2 (dua) bandara yaitu bandara Kijang yang melayani rute internasional dan bandara Dabo Singkep yang melayani rute domestik, Masing-masing berfungsi untuk melayani pergerakan penumpang dan barang. PELABUHAN LAUT Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yang bertipologi kepulauan, transportasi laut memegang peranan yang sangat penting. Transportasi laut berpotensi di Bintan terutama untuk kegiatan ekspor dan impor produksi industri, transportasi wisata, alat angkut penumpang antar pulau dan penumpang internasional dsb. Letak kabupaten Bintan yang berada pada jalur strategis serta didukung oleh kebijakan pemerintah dalam bidang keimigrasian, telah meningkatkan volume pergerakan orang dan barang yang menggunakan prasarana transportasi laut dari dan keluar kabupaten dari tahun ke tahun. |
|
Kegiatan pelabuhan laut utama (Internasional) untuk bongkar muat (ekspor dan impor) di Kabupaten Bintan diarahkan ke Bandar Sri Udana Lobam (Desa teluk Sasah), pelabuhan di ibukota Kabupaten di Bintan Bunyu, dan pelabuhan Sri Bayintan Kijang di sekitar kawasan Maritim.
Kegiatan pelabuhan laut utama (Internasional) untuk penumpang di arahkan ke pelabuhan Bandar Bentan Telani di Lagoi, pelabuhan di Tanjung Berakit di kecamatan Teluk Sebong, pelabuhan di ibukota Kabupaten di Bintan Bunyu, dan pelabuhan Sri Bayintan Kijang di Kecamatan Bintan Timur.
Peta infrastruktur Pelabuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar